Sabtu, 07 Februari 2015

asrami jamil karst tenggara : manajemen alam bebas





















asrami jamil karst tenggara : Persiapan Perjalanan Alam Terbuka

PERSIAPAN PERJALANAN ALAM TERBUKA

Oleh :
ASRAMI JAMIL
MANAJEMEN ALAM BEBAS IX
FHIL UHO
2015

Untuk merencanakan suatu perjalanan ke alam bebas harus ada persiapan dan penyusunan secara matang, rumusan yang umum digunakan :

4W & 1 H
qWhere (Dimana)qWho (Siapa)qWhy (Mengapa)qWhen (Kapan)qHow (Bagaimana) Lebih spesifik 

Bagaimana kondisi lokasi
Bagaimana cuaca disana
Bagaimana perizinannya
Bagaimana mendapatkan air
Bagaimana pengaturan tugas panitia
Bagaimana acara akan berlangsung
Bagaimana materi yang disampaikan

Kemampuan Dasar Perjalanan Alam Terbuka
Persiapan dan perencanaan merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan suatu kegiatan alam terbuka. Ada empat kemampuan dasar yang harus dimiliki sebelum melakukan kegiatan perjalanan alam terbuka yaitu:
1.Kemapuan Teknis
2.Kemampuan Fisik
3. Kemampuan Kemanusiaan
4. Kemampuan Dalam Pemahaman Lingkungan
Peralatan Dasar yang Perlu Disiapkan
Baju
Baju yang baik adalah dari bahan yang dapat menyerap keringat, Cepat Kering, tidak disarankan menggunakan baju dari bahan nilon karena panas dan tidak dapat meyerap keringat. Baju dengan, Dalam beraktivitas di alam bebas jangan pernah melupakan baju salin/ganti, hal ini karena aktivitas lapangan akan sangat banyak mengeluarkan energi yang membuat badan kita berkeringat. Bawalah baju salain 2 atau 3 buah.
Celana
Celana lapang yang baik : ringan, mudah kering dan dapat menyerap keringat. Pemakaian bahan jeans sangat tidak direkomendasikan karena berat dan susah kering dan membuat lecet. 
q Jaket
Salah satu perlengkapan penting di alam bebas adalah jaket. Jaket digunakan untuk melindungi diri dari dingin bahkan sengatan matahari atau hujan.
Jaket yang baik adalah model larva, yaitu jaket yang panjang sampai ke pangkal paha. Jaket ini juga biasanya dilengkapi dengan penutup kepala [kupluk]. Akan sangat baik bila jaket yang memiliki dua lapisan (double-layer). Lapisan dalam biasanya berbahan penghangat dan menyeyerap keringat seperti wool atau polartex, sedang lapisan luar berfungsi menahan air dan dingin.
qSepatu
Sepatu yang baik yaitu yang melindungi tapak kaki sampai mata kaki, kulit tebal tidak mudah sobek bila kena duri. keras bagian depannya, untuk melindungi ujung jari kaki apabila terbentur batu. bentuk sol bawahnya dapat menggigit ke segala arah dan cukup kaku, ada lubang ventilasi bersekat halus. Gunakan sepatu yang dapat dikencangkan dan dieratkan pemakaiannya 
qSlepping bag
Istirahat adalah kebutuhan pegiat alam bebas setelah aktivitas yang melelahkan seharian. Tempat istirahat yang ideal adah dengan menggunakan slepping bag [kantong tidur]. Slepping bag yang baik juga biasanya terbuat dari dua sisi, yaitu yang dingin, licin dan tahan air satu sisi, dan yang hangat dan tebal disisi lain. Penggunaannya sesuai dengan cuaca saat istirahat.
qCarrier bag atau ransel
 sebaiknya gunakan yang tidak terlalu besar tetapi juga tidak terlampau kecil, artinya mapu menampung perlengkapan dan peralatan yang dibawa. Sebaiknya jangan menggunakan carrier yang mempunyai banyak kantong dibagian luar karena dalam keadaan tertentu ini akan menghambat pergerakan
qAlat masak dan makan
qPonco atau Jas Hujan   Ponco berguna untuk melindungi diri dari hujan dan berguna untuk membuat tenda darurat atau bivoack
qObat-obatan dan Survival Kits
Perlengkapan pribadi lainnya yang sangat penting adalah obat-obatan, apalagi kalau pegiat mempunyai penyakit khusus tertentu seperti asma. Disamping obat-obatan juga setidaknya mempunyai kelengkapan survival kits
Tecnik Packing  Peralatan Dasar yang Perlu Disiapkan
üPada saat back-pack dipakai beban terberat harus jatuh ke pundak
üMembagi berat beban secara seimbang antara bagian kanan dan kiri pundak 
1)   Kelompokkan barang sesuai kegunaannya lalu tempatkan dalam satu kantung untuk mempermudah pengorganisasiannya. Misal : alat mandi ditaruh dalam satu kantung plastik.
2)   Maksimalkan tempat yang ada, misalkan Nesting (Panci Serbaguna) jangan dibiarkan kosong bagian dalamnya saat dimasukkan ke dalam carrier, isikan bahan makanan kedalamnya, misal : beras dan telur.
3)   Tempatkan barang yang sering digunakan pada tempat yang mudah dicapai pada saat diperlukan, misalnya: rain coat/jas hujan pada kantong samping carrier. Atau di bagian atas carrier.
4)   Hindarkan menggantungkan barang-barang diluar carrier, karena barang diluar carrier akan mengganggu perjalanan anda akibat tersangkut-sangkut dan berkesan berantakan, usahakan semuanya dapat dipacking dalam carrier
SELAMAT MENIKMATI PERJALANAN ANDA



TERIMA KASIH

Kamis, 22 Januari 2015

ASRAMI JAMIL : PETA KONTUR KEC.WOLASI, KAB.KONAWE SELATAN, PROVINSI SULAWESI TENGGARA




ASRAMI JAMIL : FORMULIR PENDAFTARAN MANAJEMEN ALAM BEBAS FAKULTAS KEHUTANAN DAN ILMU LINGKUNGAN UNIVERSITAS HALU OLEO


PANITIA PELAKSANA MANAJEMEN ALAM BEBAS IX
BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA
FAKULTAS KEHUTANAN DAN ILMU LINGKUNGAN
Sekretariat; jl.Mayjen S Parman, Kampus Kemara UHO, Gedung PKM FHIL UHO. Cp.085395961692
 

FORMULIR PENDAFTARAN­­­­
MANAJEMEN ALAM BEBAS (MABES) IX
FAKULTAS KEHUTANAN DAN ILMU LINGKUNGAN
UNIVERSITAS HALU OLEO

1.       Nama Lengkap                                :  ...........................................................................
2.       Nama Panggilan                              :  ...........................................................................
3.       Tempat/Tanggal Lahir                     :  ...........................................................................
4.       Jenis Kelamin                                  :  ...........................................................................
5.       A g a m a                                         :  ...........................................................................
6.       Golongan Darah                              :  ...........................................................................
7.       A l a m a t                                       :  ...........................................................................
8.       No. Telp/HP*)                                 :  ...........................................................................
9.       E m a i l                                           :  ...........................................................................
10.   H o b i                                             :  ...........................................................................
11.   Pendidikan
a.       SD/Sederajat                             :  di ....................................lulus thn .............................
b.       SMP/Sederajat                          :  di ....................................lulus thn .............................
c.       SMA/Sederajat                         :  di ....................................lulus thn .............................
d.      Angkatan                                  :  .............................................................................................
12.   Prestasi yang Diraih                        :  .............................................................................................
13.   Pengamalan Organisasi                   :  .............................................................................................
      .....................................................................................................................................................      .....................................................................................................................................................
14.   Penyakit yang Diderita                   :  .............................................................................................
15.   Tujuan Mengikuti Manajemen Alam Bebas  :  ..................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................

*)   Wajib Diisi


Kendari,        Januari 2015
Mahasiswa Ybs.




 


Catatan :  -  Isilah dengan jujur sesuai dengan kesadaran saudara

Jumat, 16 Januari 2015

ASRAMI JAMIL KARST TENGGARA LAPORAN PRAKTIKUM JASA LINGKUNGAN DAN AMDAL

LAPORAN PRAKTIKUM
JASA LINGKUNGAN DAN AMDAL








OLEH:

ASRAMI JAMIL
D1B5 11 032













PROGRAM STUDI MANAJEMEN HUTAN
JURUSAN KEHUTANAN
FAKULTAS KEHUTANAN DAN ILMU LINGKUNGAN
KENDARI
2014


I.  PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
Indonesia memilikihamparanhutan yang luas. Denganluashutan Indonesia sebesar 99,6 jutahektaratau 52,3% luaswilayah Indonesia (BukuStatistikKehutanan Indonesia Kemenhut 2011 yang dipublikasipadabulanJuli 2012) , hutan Indonesia menjadisalahsatuparu-parudunia yang sangatpentingperanannyabagikehidupanisibumi. Banyaksekalifungsihutan yang sangatpentingbagikehidupanmanusiasalahsatu di antaranyaadalahsebagaiPenyimpan air hujandankemudiandialirkanmelaluisungai-sungai yang menjadisumberkehidupanbagimakhlukhidup
            Konservasi sumber daya alam hayati adalah pengelolaan sumber daya alam hayati yang pemanfaatannya dilakukan secara bijaksana untuk menjamin kesinambungan persediaannya dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas keanekaragaman dan nilainya.(Pasal 1 angka 2 UU No.5 Th. 1990).
            Taman Hutan Raya Nipa-Nipamerupakan salah satu dari 16 kawasan konservasi alam yang terdapat di Sulawesi Tenggara. Taman Hutan Raya Nipa-Nipaberada di kawasan pegunungan Nipa-Nipa Kota Kendari. Di dalam kawasan pegunungan Nipa-Nipa memiliki banyak keanekaragaman flora dan fauna serta memiliki ke indahan seperti terdapat air terjun yang di manfaatkan oleh masyarakat sekitar untuk kebutuhanrumahtanggabaikuntuk air minum, mencuci, mandidan lain-lain.
Salah satupemamfaatan yang digunakanolehmasyarakatdisekitarkawasanTahuraNipa-NipaadalahPemamfaatanJasalingkunganberupa air bersih. Padamasyarakatdisekitarkawasandikelurahankemarayamerekamengambil air bersihdarimata air hutan yang beradadipenggununganTahuraNipa-Nipa. 
            Padapengamatanini kami melakukanpenelitianpadakelurahankamaraya RT 05/RW 02. Untukmengetahulebihlanjuttentangpemamfatan air bersih yang digunakanolehmasyarakatdikelurahankemaraya, kecamatanmandonga, kotakendari, olehkarenaitupenelitianiniharusdilaksanakan.
1.2. Tujuan dan Manfaat
Tujuan dari pelaksanaan penelitian ini adalah untuk mengetahui penggunaan air bersih pada masyarakat disekitar kawasan Tahura Nipa-Nipa pada kelurahan kemaraya RT 05/RW 02  kecamatan mandonga kota kendari.
Mamfaat dari pelaksanaan penelitian ini adalah dapat mengetahui penggunaan air bersih pada masyarakat disekitar kawasan Tahura Nipa-Nipa pada kelurahan kemaraya RT 05/RW 02  kecamatan mandonga kota kendari.

II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Taman Hutan Raya Nipa-Nipa
Salah satu kawasan konservasi yang mempunyai peranan ekologis sangat tinggi bagi daerah-daerah yang berbatasan dengannya adalah Taman Hutan Raya (Tahura) Nipa-Nipa, yang terletak di Kabupaten Konawe dan Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara dengan luas 7.877,5 Ha. Penunjukan kelompok hutan Gunung Nipa- Nipa sebagai Taman Hutan Raya didasarkan pada berbagai pertimbangan yaitu sebagai pengatur tata air khususnya bagi masyarakat Kota Kendari, pencegah erosi dan pencegahan pendangkalan pantai di sekitarnya, terutama Teluk Kendari. Potensi sumberdaya alam berupa keanekargaman jenis flora dan fauna, tipe ekosistem, obyek wisata alam yang menarik, serta merupakan habitat bagi berbagai jenis satwa yang dilindungi serta memiliki potensi tinggi sebagai wahana penelitian, pendidikan dan wisata alam, karena letaknya yang dekat dengan Kota Kendari serta panoramanya yang indah.
Masyarakat Kota Kendari, Tahura Nipa-Nipa memberikan manfaat langsung yang sangat besar, berupa penyediaan air (pengambilan langsung dengan pipa air) serta tempat rekreasi, namun di sisi lain Tahura Nipa-Nipa mempunyai banyak tekanan, berupa perambahan untuk permukiman dan perladangan, pencurian kayu serta gangguan lainnya yang dapat mengancam kelestarian kawasan dan sumber daya alam hayati beserta ekosistemnya. Kawasan Tahura Nipa-Nipa mempunyai tingkat kerawanan terhadap kerusakan hutan yang relatif tinggi. Keadaan ini disebabkan akses menuju kawasan tersebut mudah dicapai karena berbatasan langsung dengan permukiman masyarakat Kota Kendari dan wilayah sekitarnya ( Rianse. U, Sidu . D, Sufrianto. 2011)
2.2.  Jasa Lingkungan
Pemanfaatan jasa lingkungan adalah upaya pemanfaatan potensi jasa, baik berupa jasapenyediaan, jasa pengaturan, jasa budaya, maupun jasa pendukung yang diberikan oleh fungsi ekosistem dengan tidak merusak dan tidak mengurangi fungsi pokok ekosistem tersebut. Dengan demikian, jasa lingkungan adalah produk sumberdaya alam hayati danekosistemnya yang berupa manfaat langsung (tangible) dan/atau manfaat tidak langsung(intangible), yang meliputi antara lain jasa wisata alam, jasa perlindungan tata air(hidrologi), kesuburan tanah, pengendalian erosi dan banjir, keindahan dan keunikanalam, penyerapan dan penyimpanan karbon (carbon offset).
Sumberdaya air mempunyai fungsi sosial, lingkungan dan ekonomi yang diselenggarakandan diwujudkan secara selaras. Fungsi sosial berarti bahwa sumberdaya air untukkepentingan umum lebih diutamakan dari pada kepentingan individu. Fungsi lingkunganberarti bahwa sumberdaya air menjadi bagian dari ekosistem sekaligus sebagai tempatkelangsungan hidup flora dan fauna. Fungsi ekonomi berarti bahwa sumberdaya air dapatdidayagunakan untuk menunjang kegiatan usaha; hal ini sebagaimana diatur dalam Pasal4 UU No. 7 Tahun 2004 (Tentang Sumberdaya Air).
Ketersediaan dan pemanfaatan barang dan jasa hutan ini tentunya menentukankeberadaan berbagai kegiatan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat secarakeseluruhan. Oleh karena itu keberlanjutan aliran barang dan jasa hutan ini pentingdipelihara di dalam kegiatan pengelolaan ekosistem hutan atau kawasan konservasi.Barang dan jasa yang dihasilkan ekosistem hutan ini sebagian besar bukan barang yangmemiliki nilai pasar (tidak memiliki harga pasar). Kondisi ini tentunya akan mempengaruhipengelolaan untuk menjamin kelestarian aliran manfaat yang ada di dalam komponen-komponennilai ekonomi total (Total Economic Value/TEV) (Setiawan. E.,  2012).
2.3. Ketersedian Membayar
Nilai ekonomi menyatakan derajat tertentu suatu barang atau jasa bisa memenuhikepuasan individu. Kepuasan tersebut dapat dinyatakan dalam kemanfaatan ataukegunaan, suatu ranking kepuasan yang tidak dapat diamati namun mempunyai nilaiuang. Jadi, nilai ekonomi dapat diukur dengan jumlah uang dimana individu maumembayar untuk suatu barang atau jasa, atau sejumlah uang dimana individu maumenerimanya sebagai kompensasi untuk melepaskan barang atau jasa. Maka, bagipembeli, nilai ekonomi dari barang atau jasa diukur dengan kemauan atau kerelaanmembayar (Willingness To Pay, WTP), dan bagi penjual diukur dengan kemauan ataukerelaan menerima (Willingness To Accept, WTA) nilai kompensasi dalam suatupertukaran. Banyak barang dan jasa dipertukarkan di pasar yang otomatis menunjukkannilai ekonominya.
Pemanfaatan Jasa Lingkungan termasuk air, harus memberikan manfaat bagi lingkungandan mahluk hidup serta kesejahteraan manusia. Dua ukuran kesejahteraan yang seringdigunakan dalam valuasi adalah Compensating Surplus (CS) dan Equivalent Surplus(ES). CS untuk suatu perbaikan adalah jumlah maksimum (dalam satuan uang)kesediaan seseorang untuk membayar agar bisa menikmati perbaikan tersebut. Ukuraninilah yang juga disebut sebagai Willingness-To-Pay (WTP). Untuk kasus perbaikan,misalnya pengurangan polusi, penurunan harga dilihat dari konsumen dan sebagainya.Dengan demikian, CS dapat dilihat sebagai jumlah uang yang harus diambil dariseseorang jika ingin mengembalikannya ke tingkat kepuasan sebelum terjadinyaperbaikan (Nurfatriani. F dan Nugroho. A. 2007),
Pemanfaatan Air dan Energi Air menurut P 64/Menhut-II/2013 dapat dilakukan di kawasankawasan TN, TWA, Tahura dan Suaka Margasatwa (SM) kecuali di :Kawasan Cagar Alam, Zona Inti dan Rimba Taman Nasional dan Blok Perlindungan TWA, Tahura dan SMKetentuan lebih lanjut mengenai pemanfaatan KSA dan KPA untuk penyimpanandan/atau penyerapan karbon, pemanfaatan air, serta energi air, panas, dan angin diaturdengan peraturan Menteri.
Peraturan Menteri Kehutanan Nomor 64 tahun 2013, adalah sebagai pelaksanaan Pasal40 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan KawasanSuaka Alam dan Kawasan Pelestarian Alam, khususnya tentang pemanfaatan air danenergi air. Di dalam ketentuan peraturan ini, pada pasal 2 ayat (1) dan (2) disebutkan,bahwa: 1.Pemanfaatan air dan energi air dalam ketentuan ini meliputi  air sebagai massa; danair sebagai jasa aliran airPemanfaatan air dan energi air sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapatdilakukan pada blok atau zona di suaka margasatwa, taman nasional, taman hutanraya atau taman wisata alam, kecuali blok perlindungan, zona inti atau zona rimba.Selanjutnya ijin pemanfaatan juga diatur dalam peraturan
III. METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1. Tempat dan Waktu
            Praktikum ini dilaksanakan padamasyarakatdisekitar Kawasan Tahura Nipa-NipaKelurahanPunggalba, Kecamatan Punggaloba kota Kendari. Pada hari Sabtu, tanggal 9 Juni 2014, pukul 08.00 WITA sampai selesai.

3.2. Alat dan Bahan
            Alat danbahanyang digunakan dalam pelaksanaan praktikum ini adalah kamera digital dan alat tulis menulis(quisioner).

3.3. Prosedur Pelaksanaan
            Prosedur yang dilakukan dalam pelaksanaan praktikum ini adalah
1.      Menyediakanalatdanbahan yang dibutuhkanpadapraktikumini
2.      Membuatkuisioner
3.      MelakukanpengamatanpadamasyarakatdisekitarkawasanTahuraNipa-NipaKelurahanPunggaloba RT 01/RW  01KecamatanPunggalooba.
4.      Mewawancaramasyarakat yang menggunakan air bersih
5.      Tabulasi data hasilwawancara
6.      Mambuatlaporannya.



IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PRAKTEK
4.1. Letak Geografis dan Luas
Secara geografis kawasan Tahura Nipa-Nipa terletak antara 03°54’05” – 03°58’00” LS dan 122°29’38” - 122°04’25” BT. Secara administrative terletak di Kecamatan Soropia dan Kecamatan Lalonggasumeeto (Kabupaten Konawe) dan Kecamatan Kendari, Kendari Barat dan Mandonga (Kota Kendari).
Berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan No. 103/Kpts-II/1999 tanggal 1 Maret 199 Taman Hutan Raya Nipa-Nipa memiliki luas7.877,5 Ha yang terletak di Kabupaten Konawe seluas 5.574,9 Ha dan Kota Kendari seluas 2.302,6 Ha. Sebelah utara berbatasan dengan Teluk Lasolo, Laut Banda dan pemukiman masyarakat Kecamatan Soropia dan Kecamatan Lalonggasumeeto Kabupaten Konawe, sebelah timur berbatasan dengan tanjung Nipa-Nipa, Laut Banda dan pemukiman masyarakat Kecamatan Soropia Kabupaten Konawe, sebelah selatan berbatasan dengan teluk kebdari dan pemukiman masyarakat Kecamatan Kendari, Kecamatan Kendari Barat dan Kecamatan Mandonga Kota Kendari, dan sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Mandonga Kota Kendari.
4.2. Tanah dan Geologi
Berdasarkan informasi dari Peta Tanah Kawasan Tahura Nipa-Nipa Kota Kendari skala 1:250.000 tahun 1985, dan hasil observasi lapang Juni 2009, Jenis tanah daerah penelitian dapat dilihat pada table berikut :


Tabel 1. Jenis Tanah Di Kawasan Tahura Nipa-Nipa
No
Jenis Tanah
Luas Hektar (Ha)
Persen (%)
1.
Kambisol
106,9
1,36
2.
Podsolik
7.770,6
98,64
Total
7.877,5
100,00
Sumber: Rustam, 2012
Berdasarkan informasi dari Peta Tematik Intag Pusat Pengukuran dan Perpetaan Skala 1:500.000 Lokasi Taman Hutan Raya Nipa-Nipa mempunyai formasi geologi sebagai berikut :
Tabel 2. Formasi Geologi Kawasan Tahura Nipa-Nipa
No.
Formasi
Luas Hektar (Ha)
Persen (%)
1.       
.    Alluvium
568,3
7,21
2.       
.   Alangga
255,7
3,25
3.       
.   Buala
906,1
11,50
4.       
Meluhu
.        6.147,4
78,04
Total
7.877,5
100,00
Sumber: Rustam, 2012
1.    Iklim
Berdasarkan klasifikasi iklim dari Schmidt dan Fergusson Kawasan Tahura Nipa-Nipa termasuk iklim tipe C dengan curah hujan tahunan rata-rata 2.592 mm. musim penghujan terjadi pada bulan November-Maret. Bulan kering jatuh pada bulan Agustus-Oktober dengan suhu berkisar antara 19°C sampai 33°C dan kelembaban relatif 83%.

2. Keadaan Hutan
Kawasan Taman Hutan Raya Nipa-Nipa terdiri atas hutan primer dan hutan sekunder. Kompleks hutan primer sebagian besar berada pada blok perlindungan, sedangkan hutan sekunder berada pada blok pemanfaatanm blok koleksi tanaman dan blok lainnya.
Kawasan Taman Hutan Raya Nipa-Nipa merupakan hutan alam primer, hutan sekunder dan hutan tanaman. Kelompok hutan ini terdiri dari tumbuhan tinggi dan tumbuhan rendah.
Tumbuhan tinggi di dominasi oleh jenis Kayu Besi (Metrosideros petiolata), Bolongita (Tetrameles nudiflora R. BR), Ponto (Buchanania arborescens BL.), Jambu-jambu (Eugenis sp), Bintangur (Calophillum canum Hook.f.), Eha (Castanopsi buruana BI.) P.&H.), Waru (Hibiscus tiliaceus LINN.), Nipa/Aren (Arenga pinnata), dan lain-lain.
Tumbuhan rendah dalam kawasan Tahura Nipa-Nipa sangat kaya dan cantik, khususnya jenis paku-pakuan disamping jenis paku-pakuan terdapat jenis anggrek cenderawasi dan anggrek bulan, rotan, talas hutan (Alokasia), Schima walisii, Uvaria, Pandan (Pandanus sp), bambu (Bambusa sp) dan lain-lain.
Jenis-jenis satwa yang terdapat di Kawasan Tahura Nipa-Nipa adalah dari jenis mamalia antara lain anoa (Bubalus depressicomis Smith.), rusa (Cervus timorensis Muller & Schlegel), kus-kus (Phalanger sp.), monyet (Macaca muculata fascilaris Rafles), bajing (Callosciurus rotatus Boddaert) dan babi hutan (Sus sp).
Dari jenis satwa reptilia adalah biawak (Veranus salvator Laurentus), ulat phyton (Phyton reticulatus (Schneider)). Sedangkan dari jenis aves dapat ditemukan merpati hutan (Turcoena manadensis) dan ayam hutan, serta banyak juga ditemukan beragam jenis kupu-kupu dan capung.
4.3. Sosial Ekonomi dan Sumberdaya Masyarakat
Sebelum kawasan hutan Nipa-Nipa ditetapkan sebagai kawasan pelestarian alam Taman Hatan raya, sebagian masyarakat telah hidup dengan memanfaatkan sumber daya di hutan. Pada umumnya, jenis kegiatan ekonomi masyarakat yang tinggal di Sekitar Kawasan dan di dalam kawasan Tahura Nipa-Nipa adalah pencari madu alam, bertani dan berkebun, beternak unggas, pengelola sagu, pembuat sapu ijuk, pembuat atap nipa, pembuat keripik ubi/pisang, usaha ketupat dan warung sembako. Pada awalnya, masyarakat di beberapa kampung sekitar kawasan hutan telah mengembangkan usaha pertanian dan system perladangan berpindah, dengan sumber daya alam yang masih cukup melimpah mereka bisa hidup secara berkecukupan.
Masyarakat Kota Kendari dan Kabupaten Konawe memiliki perangai ramah, terbuka dan suka membantu serta dengan semangat adipura perlahan tapi pasti berusaha mewujudkan masyarakat yang berbudaya beersih dan rapi. Karakter seperti ini sangat kondusif bagi berkembangnya kegiatan wisata berbasis alam (ekowisata) yang menarik pelancong.
Kekhasan kota Kendari mengantar kawasan Tahura Nipa-Nipa mengalami tekanan yang cukup berat dari masyarakat yang merambah hutan. Untuk menangani hal tersebut, maka dari pihak yang terkait membentuk suatu kelompok tani dalam masyarakat yang bermukim di dalam dan di sekitar hutan yang biasa di sebut sebagai Kelompok Tani Pengelola Hutan (KTPH).
Masyarakat yang merambah kawasan Tahura Nipa-Nipa saat ini masih dalam pembinaan dan terbentuk dalam suatu wilayah kelompok tani yang disebut Kelompok Tani Pelestari Hutan (KTPH), hingga tahun 2010 yang terdaftar sebanyak 17 KTPH dengan luas areal olahan adalah 524,99 Ha. Para KTPH telah mengalami pembinaan dari para pihak seperti LEPMIL.

IV.HASIL DAN PEMBAHASAN
A.  Hasil pengamatan
       Hasil pengamatan praktikum  ini disajikan pada Tabel 1dan 2,
Tabel 1. Data Quisioner  masyarakat di sekitar  amarilis :
No

Pertanyaan
Jawaban
1
Air yang bapak/ibu gubakan untuk kebutuhan sehari-hari berasal dari mana?
-mata air
2
Air yang bapak/ibu ambil dari sumber mata air di gunakan untuk apa saja?
-masak, mencuci mandi
-kebutuhan rumah tangga
3
Apa yang bapak/gunakan ketahui tentang manfaat keberadaan hutan lindung ?
-untuk menjaga ekosistem
-untuk menjaga keberadaan air
-untuk menjaga kelestarian hutan
-untuk menjaga kebersihan air
-untuk berkebun
4
Apa yang anda gunakan sebagai wadah untuk menampung air dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari?
-bak
-Ember
-Tower

5
Berapa ukuran/kapasitas wadah penampungan air yang bapak/ibu gunakan ?
-bak 3X5 kubik
-bak  150 kubik
-bak 250 kubik
-ember 60 liter
-bak 1 kubik
-ember 50 liter
-bak 1,5 kubik
6
Apakah dengan wadah yang bapak/ibu gunakan sudah mampu memenuhi kebutuhan air keluarga dalam ?
-cukup
-tidak cukup

7
Berapa banyak kebutuhan air  yang bapak/ibu gunakan untuk memenuhi kebutuhan kebutuhan hidup sehari-hari ?
-tak terhingga
-tak tertabas
-300 liter
-100 liter
-200 liter
8
Apakah ada biaya yang bapak/ibu keluarkan untuk memperoleh kebutuhan air ?
Ada
15.000

9
Apakah sumber mata air perbulan yang bapak/ibu gunakan pernah mengalami kekeringan ?
-tidak pernah
-pernah ( tidak teratur)

10
Alternatif apa yang bapak/ibu lakukan untuk mendapatkan air jika sumber mata air yang digunakan mengalami kekeringan ?
-membeli air
-mengangkat air
11
Apa harapan bapak/ibu untuk program ketersedian air bagi kebutuhan hidup untuk kedepanya ?
-tetap terjaga
-harus diadakan
-hanya untuk dipakai
-di kelolah dengan baik agar tidak kering
-agar lebih baik lagi
12
Jika dlakukan program upaya pemeliharaan/pengelolaan  hutan untuk menjaga kelestaraian air, apakah bapak /ibu

-ya

13
Berapa jumlah rupiah yang bapak /ibu siap keluarkan dalam upaya mengkompenasi jasa lingkungan hutan yang selama ini menjadi sumber air yang bapak/ibu manfaatkan ( m3/bulan) ?
-15.000

Tabel 2: tabel pengamatan ketersedian membayar air
Responden
 (n)
Kemampuan Membayar Per Bulan (Wi)
Respon (i)
Rata Nilai WTP (∑Wi)

                      1
 15.000
9
135.0000
                      2
15.000
                      3
15.000
                      4
15.000
                      5
15.000
                      6
15.000
                      7
15.000
                      8
15.000
                      9
15.000
10
50.000
2
100.000
                    11
50.000
                    12
10.000
1
10.000
                    13
18.000
1
18.000
n
13
EWTP
Rp 246.855

TWTP per bulan
4.952.830

TWTP Per Tahun
Rp  59.433.960
Untuk Menduga rata-rata kesediaan membayar digunakan kesediaan membayar digunakan persamaan sebagai berikut :
Dengan :
EWTP = Rata-rata nilai WTP pengunaan air
Wi  = besar WTP yang bersedia dibayarkan
i = responden yang bersedia membayar
n = jumlah responden
            Setelah menilai nilai rata-rata WTP maka selanjutnya di duga nilai total WTP dariresponden dengan menggunakan rumus :
Dimana :
∑ TWTP  = Total WTP
WTPi  = Nilai rata-rata WTP
ni  = Jumlah sampel ke-i yang bersedia membayar sebesar WTP
N  = Jumlah sampel (Data masyarakat pengguna air sungai = 212 (BPS,2012))
P = Jumlah popolasi per 2 tahun terakhir (Data masyarakat per 2 tahun terkhir = 1.050 (BPS,2012))
i  = Responden ke-i yang bersedia membayar
(Hasiani, f.,dkk, 2013)
Jadi Nilai ekonomi mata air Jln Maijen S Parman lorong arapae kemaraya kota kendari adalah sebesar Rp  Rp  59.433.960/Tahun.
B.  Pembahasan
Sumber daya air adalah daya berupa air yang berguna atau potensial bagi manusia. Kegunaan air meliputi penggunaan di bidang pertanian, industri rumah tangga, rekreasi dan aktivitas lingkungan. Sangat jelas terlihat bahwa seluruh manusia membutuhkan air tawar. 97% air dibumi adalah air asin dan hanya 3% berupa air tawar yang lebih dari 2 per tiga bagiannya berada dalam bentuk es di glasier dan es kutub. Air tawar yang tidak membeku dapat ditemukan terutama didalam tanah berupa air tanah dan hanya sebagian kecil berada diatas permukaan tanah dan udara.
Kebutuhan air untuk memenuhi aktivitas penduduk makin meningkat. Peningkatan itu terjadi bukan hanya karena penduduk yang bertambah, tetapi juga karena aktivitas yang membutuhkan air meningkat, seperti kawasan industri, perdagangan, pendidikan, pariwisata, dan sebagainya. Peningkatan kebutuhan air yang mencapai 4-8% pertahun perlu diantisipasi secara baik agar tidak terjadi krisis air dimasa mendatang. Untuk menghadapi meningkatnya kebutuhan air dan kompetisi penggunaaan air yang semakin ketat maka diperlukan pengelolaan sumberdaya air yang memadai.   
Ketersediaan dan pemanfaatan barang dan jasa hutan ini tentunya menentukan. keberadaan berbagai kegiatan ekonomi, dan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.  Oleh karena itu keberlanjutan aliran barang dan jasa hutan ini penting dipelihara di dalam kegiatan pengelolaan ekosistem hutan atau kawasan konservasi.  Barang dan jasa yang dihasilkan ekosistem hutan ini sebagian besar bukan barang yang memiliki pasar (tidak memiliki harga pasar.  Kondisi ini tentunya akan mempengaruhi pengelolaan untuk menjamin kelestarian aliran manfaat yang ada di dalam komponen-komponen nilai ekonomi total tersebut (ini akan dibahas di dalam pengelolaan jasa lingkungan tata air kawasan konservasi).
Taman Hutan Raya Nipa-Nipa merupakan salah satu kawasan Pelestarian Alam Provinsi Sulawesi Tenggara seluas ±7.877,5 Ha (Kepmenhut No. 103/Kpts-II/1999 tanggal 1 Maret 1999). Tahura Nipa-Nipa ini merupakan Kawasan atas (upland) yang dibawahnya dikelilingi oleh pemukiman, teluk kendari, teluk lasolo dan laut banda .
Taman hutan raya Nipa-Nipa seluas 7.877,5 Ha terletak di Kabupaten Konawe seluas ±5.574,9 Ha dan Kota Kendari seluas ±2.302,6 Ha.  Setelah dilaksanakan penataan kawasan melalui pembagian blok, kawasan Tahura Nipa-Nipa terdiri atas 4 blok yaitu sebagai berikut:
  Blok Perlindungan             =   3.319,2 Ha
   Blok Pemanfaatan             =   3.147,5 Ha
   Blok Koleksi Tanaman      =      699,5 Ha
   Blok Lainnya Tanaman     =      711,3 H  
Keterangan :
- Blok Perlindungan adalah bagian dari kawasan Tahura yang mutlak dilindungi dan pengunjung dilarang memasuki kecuali untuk kepentingan penelitian dan pengelolaan kawasan.
-  Blok pemanfaatan adalah bagian dari kawasan Tahura yang secara intensif diperuntukkan untuk kegiatan wisata, pengusahaan, pengelolaan dan pengembangan serta budidaya tanaman,
-  Blok Koleksi Tanaman adalah bagian dari kawasan Tahura yang secara intensif diperuntukkan untuk koleksi tumbuhan atau satwa yang alami atau bahan alami yang dimanfaatkan bagi kepentingan penelitian, ilmu pnegetahuan, pendidikan, menunjang budidaya dan pariwisata.
- Blok lainnya adalah zona di luar zona pemanfaatan karena fungsi dan kondisinya tetap sebagai zona tertentu, seperti pemanfaatan tradisional, rehabilitasi, dan sebagainya.
Letak :Tahura Nipa-Nipa terletak disebelah utara (up land) Teluk Kendari.  Secara geografis kawasan Tahura Nipa-Nipa terletak antara 03o54’05”-03o58’00 terletak di Kecamatan Soropia, Kecamatan Lalonggasumeeto (Kabupaten Konawe) dan Kecamatan Kendari, Kendari Barat dan Mandonga (Kota Kendari).
Tanah: Jenis tanah di kawasan Tahura Nipa-Nipa seluruhnya terdiri dari asosiasi tanah Tropepts – Uduluts (Podsolik Merah Kuning).
Topografi : Kawasan Tahura Nipa-Nipa terletak pada ketingian 25 – 100 m dpl dengan topografi landai hingga sangat curam (bergunung).  Kemiringan lereng berkisar antara 8% sampai di atas 40%. 
Iklim: Berdasarkan klasifikasi iklim dari Schmidt dan Fergusson kawasan Tahura Nipa-Nipa termasuk iklim tipe C dengan curah hujan tahunan rata-rata 2.592 mm.  Musim penghujan terjadi pada bulan November-Maret.  Bulan kering jatuh pada bulan Agustus – Oktober dengan suhu berkisar antara 19OC sampai 33OC dan kelembaban relatif 83%. ” LS dan 122o29’38”-122o04’25”. Secara administratif
Selain memanfaatakan potensi hutan berupa kayu dan non kayu tahura  juga berpeluang mengembangkan objek wisata yang ada di areal amarilis Jasa Aliran Air  Wisata Alam pemandian
Untuk dapat menggunakan sumber air bersih  secara berkelanjutan dan untuk menimbulkan rasa kepedulian masyarakat terhadap pentingnya menjaga kualitas air tersebut maka masyarakat perlu memahami berapa besar nilai ekonomi air tersebut.
Nilai ekonomi (economic value) dari suatu barang atau jasa diukur dengan menjumlahkan kehendak untuk membayar (willingness to pay / WTP) dari banyak individu terhadap barang atau jasa yang dimaksud. WTP merefleksikan preferensi individu untuk membayar suatu barang yang dipertanyakan. Dengan demikian, valuasi ekonomi dalam konteks lingkungan hidup adalah pengukuran preferensi masyarakat akan lingkungan hidup yang baik dibandingkan terhadap lingkungan hidup yang buruk (Fauzi, 2010).
Hasil dari valuasi dinyatakan dalam nilai uang (money terms) sebagai cara dalam mencari preference revelation, misalnya dengan menanyakan "apakah masyarakat berkehendak untuk membayar?". Nilai uang juga memungkinkan digunakan untuk membandingkan antara "nilai lingkungan hidup (environmental values)" dan "nilai pembangunan (development values)" (CSERGE, 1994 dalam Irmadi, 2004). Pada prinsipnya valuasi ekonomi bertujuan untuk memberikan nilai ekonomi terhadap sumberdaya yang digunakan sesuai dengan nilai riil menurut sudut pandang masyarakat.
Salah satu tantangan yang dihadapi oleh para pembuat kebijakan adalah bagaimana menilai suatu sumberdaya alam secara komprehensif. Penilaian tidak hanya mengenai market value dari barang yang dihasilkan dari suatu sumberdaya, melainkan juga jasa yang ditimbulkan oleh sumberdaya tersebut. Pertanyaan yang sering timbul dalam proses penilaian misalnya bagaimana mengukur atau menilai jasa tersebut padahal konsumen tidak mengkonsumsinya secara langsung. Lebih lagi jika konsumen tidak pernah mengunjungi tempat dimana sumberdaya alam tersebut berada (Irmadi, 2004).
Berdasarkan pada hasil praktek di Kawasan . Jln Maijen S Parman lorong arapae kemaraya kota kendari dapat di peroleh nilai ekonomi mata air di tahura nipa-nipa khususnya di jln maijen S parman  sebesar Rp59.433.960  /Tahun. Nilai ini di peroleh melaluli metode WTP yaitu ksediaan masyrakat untuk membayar jasa lingkungan air dalam rangka memperbaiki kondisi lingkungan sesuai dengan standar yang diinginkannya. Dengan hasil yang di peroleh maka menggambarkan nilai ekonomi mata air  tahura nipa-nipa sangatlah besar maka seharusnyalah masyarakat senantiasa menjaga dan melestarikan mata air tersebut agar senantiasa dapat di manfaatkan secara berkesinambungan.
V. PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulanyang dapatditarikpadahasilpembahasanpraktikuminiadalahbahwamasyarakatdisekitarkawasanhutanTahuraNipa-NipakelurahanKemaraya RT 05/RW 02 KecamatanMandongamenggunakansumbar air darimata air gunungTahuraNipa-Nipa. MasyarakatdikenakanmembayarsetiapperbulannyaRp 15.000/rumahtangga. Rata-rata merakamenggunakan air bersihuntukkebutuhanrumahtangga,  ketersedian air tersebutbagimasyarakatcukuptersediatiapharinyatdakpernamerasakankekurangan. Untuktetapterjagasetiaphariketersedian air tersebutmakaperlusemuapihakmempertahankankeutuhansumberdayaalam yang adapadakawasanTahuraNipa-Nipa.
B. Saran
Harapansayamarilahsemuapihakbaikinstansipemerintah, masyarakat, perguruantinggidanswastakitaselalumenjagadanmempertahankan SDA yang adapadakawasanTahuraNipa-Nipa. Salah satu SDA adalahsumbarmata air yang adadidalamkawasantersebut yang sudahbanyak yang dimamfaatkanolehmasyarakatdisekitarkawasansebagaikebutuhanrumahtanggabaikituuntukmandimemasak, air minumdan lain-lain.

DAFTAR PUSTAKA
Fitri Nurfatriani dan I Ade Nugroho (2007), Manfaat Hidrologis Hutan Di Hulu DAS Citarum Sebagai Jasa Lingkungan Bernilai Ekonomis. Info Sosial Ekonomi, Volume 7. Halaman 174-195. Pusat Penelitian Sosial Ekonomi dan Kebijakan Kehutanan, Bogor.Support
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 28 Tahun 2011, tentang Pengelolaan awasan Suaka Alam dan Kawasan Pelestarian Alam.
Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Repoblik Indonesia No. 15 Tahun2012, tentang Panduan Valuasi Ekonomi Ekosistem Hutan.
Peraturan Menteri Kehutanan Republik Indonesia No. P. 64/Menhut-II/ 2013,tentang Pemanfaatan Air dan Energei Air Di Suaka Margasatwa, TamanNasional, Taman Hutan Raya dan Taman Wisata Alam.
Setiawan. E.,  2012 .Valuasi jasa lingkungan air di taman nasional gunung gede pangrango.  PT. Lestari Agribisnis Indonesia (PT. LAI) dan PT. Transplant Indonesia (PT. TI). Cianjur. 
Usman Rianse, DasminSiduSufrianto 2011. Tata Kelola Taman Hutan Raya Nipa-NipaDosenFakultasPertaniandanPascasarjana UHO MahasiswaPerencanaandanPengembangan Wilayah Pascasarjana UHO. Kendari.